Rabu, 18 November 2009

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA DASAR :

Alat penting : pikiran si peneliti è aktivitas yang bersifat individualistik, menghadapi situasi yang unik pemecahannya, perlu daya kreasi, inovasi dan ketajaman pemikiran è self training

“orang yang bijak belajar dari pengalaman orang lain”

JENIS-JENIS PENELITIAN :

· Menurut alasan : a) penelitian untuk pengembangan ilmu penget. , b) penelitian untuk problem solving atau menguji hipotesis ;

· Menurut pendekatan : a) longitudinal , b) cross sectional ;

· Menurut tujuan : a) menemukan (eksploratf), b) mengembangkan (developmental) , dan c) uji kebenaran (verifikatif) ;

· Menurut tarafnya : deskriptif dan inferensial

· Menurut tempatnya : a) laboratorium, b) perpustakaan dan c) kancah (lapangan) ;

CARA MENGADAKAN PENELITIAN

A. Persyaratan penelitian : 1) sistematis, 2) berencana dan 3) mengikuti konsep ilmiah

B. Prosedur Penelitian : (lihat Bagan Arus Kegiatan Penelitian).

MASALAH PENELITIAN

Masalah penelitian dapat bersasal dari berbagai sumber è hasil membaca, hasil pengamatan sehari-hari, “diberi” orang lain, dsb. Yang penting peneliti harus memahami permasalahan penelitian.

Hubungan antara ketepatan memilih masalah dan cara pemecahannya

Ketepatan Masalah

Ketepatan Cara Pemecahan

Benar

Benar

Benar

Salah

Salah

Benar

Salah

Salah

SUMBER MASALAH

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dgn kenyataan, menurut Stoner sumber-sumber mslh :

· Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan

· Terdapat penyimpangan antara apa yg direncankn dgn kenyataan

· Ada pengaduan

RUMUSAN MASALAH YANG BAIK

· Masalah harus feasible

· Masalah harus jelas

· Masalah harus bermakna

· Masalah bersifat etis

JENIS-JENIS PROBLEMATIK :

Secara garis besar, ada empat gejala permasalahan :

· Untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena

· Untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (komparasi)

· Untuk mencari hubungan antara dua fenomena (korelasi)

· Untuk mencari pengaruh antara dua fenomena atau lebih (regresi)

STUDI PENDAHULUAN

Faedah mengadakan studi pendahuluan :

· Memperjelas masalah

· Menjajagi kemungkinan penelitian lanjutan

· Mengetahui hasil penelitian orang lain, dan bagian mana yang belum terpecahkan

Cara mengadakan penelitian : 3 p (paper, person, place).

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian (bisa tercantum pada proposal) perlu dibuat dengan maksud : memberi pedoman kerja peneliti dan meminta dana sponsor.

Ada enam hal yang harus dijelaskan dalam desain penelitian :

1. penegasan judul atau pembatasan masalah

2. alasan pemilihan judul : karena penting, menarik dan belum ada yang meneliti

3. perumusan problematik : pertanyaan yang dicarikan jawabannya melalui penelitian.

4. tujuan penelitian : keinginan yang ada pada peneliti untuk hal-hal yang dihasilkan, dinyatakan dalam kalimat pernyataan, yang merupakan jawaban yang ingin dicari

5. kegunaan hasil penelitian, hasil apa yang akan disumbangkan untuk kemajuan ilmu pengatahuan, merupakan follow up kesimpulan.

Pada bagian akhir laporan penelitian peneliti akan membuat kesimpulan, yakni merupakan jawaban yang diperoleh.

Ingat : antara problematik, tujuan dan kesimpulan harus sinkron.

ASUMSI DASAR

Asumsi dasar : memberikan bingkai terhadap apa yang diteliti agar dapat diteliti. Asumsi itu sendiri tidak diteliti.

Bagaimana membuat asumsi :

· Relevan dengan masalah dan persoalan yang dikaji

· Disimpulkan dari keadaan sebagaimana adanya, bukan keadaan yang seharusnya

· Dibuat tegas, jangan tersirat.

Faedah disusunnya asumsi dasar :

· Untuk memperkuat permasalahan

· Membantu peneliti dalam memperjelas dan menetapkan objek penelitian, wilayah pengambilan data, instrumen pengumpulan data.

Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, ingat 3 p.

PERUMUSAN HIPOTESIS

Setelah mendalami permasalahan penelitian dan penetapan asumsi dasar è merumuskan hipotesis (teori sementara yang kebenarannya perlu diuji).

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap : a) Menerima apa adanya atau b) mengganti hipotesis bila terdapat indikasi tidak terdukungnya hipotesis oleh data (perubahan ini harus dijelaskan).

Ada dua jenis hipotesis : Hip. Kerja (H.a) dan Hip. Nol (H.o)

Rumusan H.a :

1. Jika banyak minum susu, maka berat badannya akan naik.

2. Ada perbedaan antara mhswa. dan mhswi. dalam disiplin kuliah

3. Ada pengaruh banyaknya nonton sinetron dengan IPK

Rumusan H.o :

1. Tidak ada korelasi antara banyak minum susu dan berat badan

2. Tidak ada perbedaan … dst,

3. Tidak ada pengaruh banyaknya nonton sinetron dengan IPK

MENENTUKAN VARIABEL

Variabel : objek penelitian (gejala) yang bervariasi. Variabel kuantitatif terdiri atas : var. diskrit dan var. kontinum.

Variabel diskrit è variabel. nominal (kategori, nama, atribut) : sex

Variabel kontinum : 1) ordinal (tingkatan/rangking) : persahabatan

2) interval (ada jarak : suhu, jarak kota, umur

3) rasio (var. perbandingan +,-,*, :) : berat, penduduk, nilai

Sebagai objek penelitian, ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat/ yang dipengaruhi.

Variabel yang mempengaruhi è variabel bebas (independent variable atau Variabel X), sedangkan variabel, akibat è variabel. tak bebas (dependent variable, variabel. tergantung atau variabel Y).

Variabel ada yang bersifat tunggal dan ada yang bersifat luas (terdiri atas sub-sub variabel).

Seorang peneliti harus mampu menjabarkan variabel penelitian, karena akan menentukan hipotesis, aspek dalam instrumen dan banyak ragam data yang dikumpulkan dan banyak ragam data yang dikumpulkan , selanjutnya akan menecerminkan luas sempitnya kesimpulan.

MENENTUKAN VARIABEL

Variabel : objek penelitian (gejala) yang bervariasi. Variabel kuantitatif terdiri atas : var. diskrit dan var. kontinum.

Variabel diskrit è variabel. nominal (kategori, nama, atribut) : sex

Variabel kontinum : 1) ordinal (tingkatan/rangking) : persahabatan

2) interval (ada jarak : suhu, jarak kota, umur

3) rasio (var. perbandingan +,-,*, :) : berat, penduduk, nilai

Sebagai objek penelitian, ada variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat/ yang dipengaruhi.

Variabel yang mempengaruhi è variabel bebas (independent variable atau Variabel X), sedangkan variabel, akibat è variabel. tak bebas (dependent variable, variabel. tergantung atau variabel Y).

Variabel ada yang bersifat tunggal dan ada yang bersifat luas (terdiri atas sub-sub variabel).

Seorang peneliti harus mampu menjabarkan variabel penelitian, karena akan menentukan hipotesis, aspek dalam instrumen dan banyak ragam data yang dikumpulkan dan banyak ragam data yang dikumpulkan , selanjutnya akan menecerminkan luas sempitnya kesimpulan.

SUMBER DATA

Dilihat dari wilayah sumber data, ada tiga jenis penelitian :

a) Populasi, b) sampel dan c) kasus.

A. Penelitian Populasi : keseluruhan subjek penelitian. Bila semua elemen diteliti è penelitian populasi atau penelitian sensus. Jadi objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulannya berlaku umum.

B. Penelitian Sampel : sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Hasil penelitian sampel digeneralisasikan untuk populasi. Syarat penelitian sampel : pengambilannya sampel harus representatif.

Keuntungan penelitian sampel :

1. efesiensi tenaga, waktu, pikiran dan biaya.

2. Menghindari terjadinya bias oleh pengambil data

Cara-cara pengambilam sampel (teknik sampling) :

Probability Sampling

1. Random Sampling (acak, dengan undian atau ordinal, < 100="semua)

2. Proportionate Stratifield Sampling (populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional)

3. Disproportionate Stratifield Sampling (populasi mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional)

4. Cluster Sampling (populasi mempunyai unsur berupa kluster-kluster (daerah, kelompok, dsb sesuai cirri yang ada)

Nonprobability Sampling

1. Sistematis Sampling (anggota populasi diberi nomor urut, lalu pengambilan sampel diambil yang genap saja, atau kelipatan 5 dsb)

2. Quota Sampling (penentuan sampel mempunyai ciri populasi sampai dengan quotum atau jumlah kuota yang diinginkan)

3. Accidental Sampling (penentuan sampel berdasarkan kebetulan)

4. Purposive Sampling (sampel dengan pertibangan tertentu, misal pakar)

5. Double Samp.(untuk melengkapi atau ceking dari sampel pertama)

6. Saturation Samp. (sampling jenuh, diambil semua, jumlah pop kecil)

7. Sampling aksidental (berdasarkan kebetulan siapa yang ditemui, asal cocok dengan sumber data/ciri sampel)

C. Penelitian Kasus, penelitian yang dlakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. ditinjau dari wilayah/daerah adalah sempit, tetapi dari sifat penelitian kasus lebih mendalam). Contoh: penelitian pasien narkoba, atau mahasiswa yang menonjol.

SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran terhadap suatu objek terdiri atas empat macam : Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala Interval dan Skala Rasio.

Skala Nominal, hanya dibedakan atas kategori atau atribut atau nama, misal Jenis Kelamin, Agama, dan sebagainya).

Skala Ordinal, data yang memiliki jenjang dari yang paling rendah ke yang paling tinggi tetapi tidak memperhatikan interval data. Angka-angka hasil pengurutan berskala ordinal. (kejuaraan, persahabatan, keislaman, kekristenan, golongan gaji, wisudawan terbaik, dsb)

Skala Interval, seperti ordinal tetapi jarak antar data memiliki interval yang relatif sama (suhu badan, umur, timbangan)

Skala Rasio, punya ketiga sifat skala di atas ditambah memiliki nilai nol sejati (gaji, nilai, jumlah penduduk, dsb).

Senin, 25 Mei 2009

E-retailing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melihat perkembangan sistem informasi pada saat ini yang sangat pesat, yang diiringi dengan majunya taknologi informasi. Hal ini tidak lepas diantaranya dengan munculnya atau berkembangnya seperangkat software atau hardware, yang ditandai denagn tumbuh pesatnyan komputerisasi, yang sudah menyentuh beberapa aspek kehidupan diantaranya peran teknologi informasi atau sistem informasiterhadap suatu perusahaan atau usaha tertentu dan bahkan pada suatu masyarakat tertentu sistem informasi itu sudah menjadi kebutuhan pokok. Termasuk diantaranya sistem informasi penjualan pada suatu perusahaan atau E-Retailing sangat perlu untuk segera menyesuaikan tuntutan pada era yang ada agar tidak tertinggal sehingga pada akhirnya akan mampu untuk bersaing dan berkmbang sebagaimana mestinya.

E-Retailing adalah kegiatan retail yang dilakukan secara online melalui internet. Setiap perusahaan berusaha untuk selalu mendapatkan informasi yang mendukung kegiatan perusahaan agar dapat berkembang dan bersaing dalam menghadapi pihak yang ditujukan untuk memberi pelayanan terbaik melalui situs web secara online.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah ini, disertakan tujuannya yang berfungsi untuk memperjelas arah penulisan makalah yaitu untuk mempermudah mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan E-tailing.

Bersasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis merumuskan masalah bagaimana konsep dasar E-Retailing/E-tailing.

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Pembelajaran dalam pembuatan skripsi.

1.3.2 Memenuhi tugas matakuliah Konsep E-bisnis.

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis

Menambah dan memperoleh pengetahuan tentang e-retail dalam e-commerce sebagai suatu media informasi pembelian barang secara online melalui internet.

1.4.2 Bagi Pembaca

Memberikan wawasan tentang kegiatan perdagangan baik barang maupun jasa dengan cara lain yakni dengan media internet.

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Komsep Dasar Retail

2.1.1. Definisi Retail

Retail adalah pengecer. Pengecer berperan sebagai perantara yang berharga dengan menditribusikan produk langsung kepada pelanggan.

2.1.2. Karakteristik Retail

Kebanyakan pengecer dapat diuraikan dengan karakteristik berikut :

a. Jumlah Toko

Toko pengecer independen hanya memiliki satu toko, sedangkan rantai usaha memiliki lebih dari satu toko. Meskipun toko pengecer independen ini lebih banyak jika dibandingkan toko rantai usaha, toko rantai usaha biasanya lebih besar dari rata-rata. Toko rantai usaha sering memiliki reputasi diseluruh negara, yang biasanya memberikan kredibilitas ini adalah keunggulan utamanya melebihi toko pengecer independen.

b. Kualitas Pelayanan

Toko pengecer dengan jasa penuh biasanya menawarkan banyak bantuan penjualan untuk pelanggan dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Beberapa produk akan lebih tepat untuk jasa penuh dibanding dengan produk lain.

c. Variasi Produk Yang Ditawarkan

Toko pengecer barang-barang spesial menspesialisasikan jenis produk tertentu, seperti peralatan olahraga, meubel, atau suku cadang kendaraan.

d. Toko Melawan Bukan Toko

Meskipun kebanyakan pengecer menggunakan toko untuk menawarkan jasa mereka, namun banyak juga yang tidak menggunakan toko. Tiga jenis pengecer bukan toko yang umum adalah pengecer e-mail older, situs, dan vending machines.

2.2. Konsep Dasar E-Retailing

2.2.1. Definisi E-Retail

E-retail adalah kegiatan retail yang dilakukan secara online melalui internet.

2.2.2. Karakteristik Bisnis E-Retil / E-Tailing

a. B2C.

b. Dijalankan dengan format digital atau online.

c. Mengupayakan good will untuk menarik konsumen.

d. Memberikan garansi pelayanan.

e. Menyediakan barang atau jasa dengan harga yang relatif murah atau terjangkau.

f. Menyediakan pembayaran secara kredit.

g. Menjual barang dengan spesifikasi standart.

h. Memahami masalah pengepakan.

2.3. E-Retailer

2.3.1. Definisi E-Retailer

E-retailer adalah pihak yang melakukan kegiatan retail melalui internet. E-retailer berperan penting dalam kegiatan e-retail. Mereka merupakan jasa layanan retail dan juga pengguna jasa retail.

2.4. E-Commerce

2.4.1. Definisi E-Commerce

E-commerce adalah proses penjualan secara elektronis melalui dunia maya.

2.4.2. Komponen Dalam E-Commerce

a. Pemesan.

b. Penjual.

c. Bank.

d. Media àElektronikàInternet.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

3.1.1 Retail

Retail merupakan pengecer yang berperan sebagai perantara yang berharga dengan mendistribusikan produk langsung kepada pelanggan.

3.1.2 E Retailing

E Retailing adalah kegiatan retail atau menawarkan barang yang dilakukan dengan cara membuat situs-situs Retailing di internet.

3.1.2 E Retailer

E Retailer adalah pihak yang melakukan kegiatan retail dengan menggunakan media internet.

3.2 Karakteristik Bisnis E Tailing

Dalam kegiatan bisnis dengan cara E Retailing terdapat beberapa karakteristik yang membedakannya dengan kegiatan bisnis lain, yaitu :

a. Business to Consumer (B2C).

b. Dijalankan dengan format digital/online.

c. Mengupayakan goodwill untuk menarik konsumen (goodwill => value delivery).

d. Memberikan garansi pelayanan.

e. Menyediakan barang/jasa dengan harga yang relatif murah/terjangkau.

f. Menyediakan pembayaran secara kredit.

g. Menjual barang dengan spesifikasi standar.

h. Memahami masalah pengepakan.

3.3 Model Bisnis E Tailing

Klasifikasi E Tailing dapat didasarkan melalui macam saluran pendistribusiannya :

a. Pemesanan/pengiriman barang/jasa melalui pos.

b. Pemasaran online dari perusahaan manufaktur(komputer) :

1. Pure-play e-tailers : produsen yang melakukan penjualan melalui internet tanpa menggunakan perantara agen fisik(proses, agen, dan produk digital).

2. Click-and-mortar retailers : menggunakan baik proses digital maupun agen fisik.

3.4 Barang-barang yang Biasanya ditawarkan dalam E Tailing

Terdapat banyak sekali macam barang atau jasa yang ditawarkan dengan cara E Retailing yang diantaranya :

a. Travel

Konsumen dapat mengetahui informasi tentang paket-paket perjalanan atau wisata dan dapat memesan tiket langsung secara online.

Contoh : airasia.com

b. Fashion

Konsumen dapat mengetahui trend fashion terbaru dan dapat memesan secara online barang-barang fashion yang diinginkan.

Contoh : www.teenvogue.com

c. Book and Music

Konsumen dapat mencari informasi tentang buku terbitan terbaru dan lagu-lagu baru yang ada. Konsumen dapat secara online memesan buku yang diinginkan melalui toko online yang ada. Konsumen juga bisa mendownload lagu-lagu yang diinginkan baik secara free ataupun premium.

Contoh : www.gramediaonline.com dan beemp3.com

d. Software

Konsumen dapat mengetahui pasar penjualan software yang ada dan melakukan pembelian secara online dan downloading.

Contoh : www.microsoft.com

3.5 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan E Retailing

Dikarenakan persaingan bisnis yang sangat ketat karena adanya E Retaiing ini maka seorang Retailer perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

a. Menyiasati tekanan bisnis.

b. Menganalisa biaya branding.

c. Pembuatan web yang menarik dan interaktif.

d. Mencari relasi yang potensial.

e. Mempersiapkan dana untuk persiapan promosi.

3.6 Keuntungan Adanya E Retailing

Beberapa keuntungan yang dapat kita peroleh dengan adanya E Retailing :

a. Merupakan cara penjualan produk yang efektif dan cepat.

b. Aman secara fisik.

c. Mempunyai nilai Fleksibel.

d. Perluasan pasar.

e. Memperpendek jarak.

3.7 Alasan Retailer tidak Melakukan Penjualan Secara Online

Tidak semua pelaku bisnis menawarkan barang/jasa mereka dengan cara E Retailing. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut :

a. Produk yang dihasilkan tidak memungkinkan untuk dijual di web.

b. Biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi.

c. Tidak ada peluang atau peluang terlalu kecil untuk melakukan bisnis secara online.

d. Pelaku retail kurang memahami teknologi informasi.

e. Penjualan produk tidak sevisi dengan bisnis inti.

3.8 E Grosir

Grosir yang menerima pemesanan secara online akan segera mengirimkan pesanan dalam waktu satu hari atau dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Pengiriman barang biasanya dilakukan setelah order diterima. Tergantung barang yang akan dibeli digital atau konvensional. Jika barang yang dipesan merupakan barang fisik maka di perlukan jasa pos atau kurir untuk mengirimkannya kepada pemesan. Namun jika barang yang dipesan/dibeli merupakan barang abstrak(misal : software) maka dapat dikirim langsung secara online atau demi menjaga keamanan juga dapat dikirim dengan jasa kurir.

3.9 Pengelolaan Pariwisata Secara Online

Dengan munculnya internet maka sektor pariwisatapun terkena dampaknya. Banyak sekali sekarang para pengusaha di bidang pariwisata menawarkan paket-paket wisata mereka dengan cara E Retailing.

a. Pelayanan spesial pariwisata dapat berupa :

1. Pelayanan online.

2. Direct Marketing.

3. Alliances and Consortia.

b. Dampaknya :

1. Agen pariwisata fisik yang semakin berkurang seiring penggunaan internet sebagai agen digital.

2. Memacu dan memajukan sektor wisata, karena adanya pihak ketiga yang dapat membantu membandingkan range antara harga dengan jasa tambahan kepada konsumer.

3.10 Pasar Kerja Online

Dunia kerja pun sekarang lebih semarak dengan adanya E Retailing. Para pencari kerja dimanjakan dengan kemudahan untuk mencari infomasi dunia kerja secara update sehingga peluang mendapatkan pekerjaan semakin besar.

a. Komponen Pasar Kerja Online :

Job Seekers(pencari kerja).

Employers(para buruh).

Job Agencies.(para Agen-agen Pekerjaan).

Government Agencies and Institutions(Institusi dan Agen Pemerintah).

b. Alasan Pembatasan Pasar Kerja Online :

1. Jarak antara pemberi kerja dengan pencari kerja. Pemberi kerja tidak mengenali skill pencari kerja dengan baik dan akses internet yang terbatas berkaitan dengan Electronic Job Market.

2. Tidak dibacanya aplikasi yang masuk sebagai screening pencari kerja. Karena pencari kerja mudah dalam mendaftar/melamar pekerjaan dengan sistem online.

3. Biaya yang besar dalam merekrut pekerja dan menyalurkan tenaga kerja ke dalam perusahaan.

4. Keamanan dan privasi data pencari kerja yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak semestinya.

3.11 Real Estate Online

Bisnis online mulai berdampak pada bisnis real estate yang mulai menampakkan trend positif. Dilihat dari banyaknya web real estate yang menawarkan bisnis properti(tanah, bangunan, gudang, dsb).

Aplikasi dari Bisnis Real Estate Online :

a. Memberikan saran dan masukkan bagi konsumen dalam melakukan pembelian atau penjualan properti.

b. Memberikan pilihan-pilihan kepada konsumen dalam bentuk daftar katalog.

c. Menhubungkan konsumen dengan perusahaan real estate bonafit di kota-kota besar.

d. Memberikan pilihan lokasi/tempat strategis kepada konsumen dalam memilih tempat yang diinginkan.

e. Memberikan informasi-informasi properti termasuk harga jual, harga beli, harga sewa sebuah properti.

3.12 E Banking

E Banking adalah kegiatan transaksi perbankan yang dilakukan secara online dengan menggunakan media internet. Beberapa retailer dapat melakukan transaksi pembayaran antar negara, melalui credit card yang dikelola oleh bank internasional, meski pembayaran berbeda nilai dan mata uang.

Pelayanan Perbankan online :

a. Pembayaran atas tagihan-tagihan pelanggan. Misal : pembayaran rekening listrik, telepon, dsb.

b. Pembayaran aneka pajak.

c. Transfer uang antar bank.

d. Transaksi perbankan online antar pelaku E Banking.

e. Informasi nilai kurs, suku bunga, atau harga saham.

f. Pengisian voucher pulsa GSM atau CDMA.